May 2019 - Archieve

Under the hood articles from the past.

Monday, May 13, 2019

Batu Takek/Batu Genting/Batu Berimbang di Desa Pengadah



Explore Natuna.

Kali ini kita akan mengunjungi salah satu spot yg belum tersohor. 

Ada yg menamakan lokasi ni dengan sebutan Batu Takek/Batu Genting/Batu Berimbang

Batu Takek ini jika dilihat dr bentuknya memang cukup Unik  karena Batu diatasnya lebih besar dan lebar dibandingnya batu yg menompang dibawahnya bahkan lebih uniknya lagi Batu Takek ini antara batu atas dan batu bawah tidak menyatu alias terpisah tidak jatuh dan tetap seimbang. 

Untuk meyakinkan para pecinta wisata boleh donk kunjungi di lokasi Batu Takek tersebut, mgkn saat ini Batu Takek ini klo sy boleh katakan terbilang terunik yg pernah ada di temukan di kab. Natuna

Untuk mencapai ke lokasi Batu Takek dari pusat ibu kota Ranai Natuna sobat wisata bisa menggunakan kendaraan Roda 4 dan roda 2 memerlukan waktu kurang lebih 45 menit tepat dipersimpangan menuju Batu Takek Kemudian dari persimpangan tersebut/jalan raya pengadah ke lokasi Batu Takek memerlukan wkt kurang lebih 10 menit dengan menggunakan jalan kaki ato dengan jarak kurang lebih 100 meter.

Batu Takek tersebut masuk diwilayah Desa Pengadah Kec. Bunguran Timur Laut Kab. Natuna 

Smoga dengan adanya Batu Takek ini akan menambah geosite/geopark natuna kedepan dan menambah destinasi baru yg unik yg banyak dikunjungi oleh wisatawan Lokal, Nusantara bahkan Mancanegara.

Go natuna...

Sumber : natunatourism

#batutakek
#batugenting
#batuberimbang
#geoparknatuna
#geositenatuna
#desapengadah
#kecamatanbungurantimurlaut
#natuna
#wisatanatuna
#wonderfulnatuna
#pesonanatuna
#wonderfulkepri
#wonderfulindonesia

MENGINTIP “SURGA” DI UTARA INDONESIA



Bagi banyak orang, melalui pemberitaan media massa, Natuna lebih dikenal dengan konflik dan perebutan kawasan oleh beberapa negara, seperti Cina, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Atau Natuna kerap juga dikenal karena potensi bahari dan sumber daya MIGAS-nya yang melimpah. Padahal Natuna tidak sekedar itu.

Pada tanggal 5 Mei 2019 hingga 11 Mei yang lalu, kami (Arbain Rambey, Barry Kusuma, Galuh Azhar Wicaksana dan saya) beruntung karena dengan dukungan dari BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) dan juga KEMKOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informatika), kami berkesempatan berkunjung ke Ranai yang merupakan Ibukota Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Perjalanan kami ke Natuna merupakan rangkaian dari inisiatif #yukjalanjalan yang sudah saya mulai sejak 2 yang tahun lalu untuk mengumpulkan beragam kisah dari penjuru pelosok negeri, khususnya daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

Sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Kepulauan Kei di Provinsi Maluku, silahkan menyimak kisah berikut ini dari Natuna.

Laut Sakti Rantau Betuah
Kira-kira demikian ungkapan yang identik dengan budaya masyarakat Melayu di Kepulauan Riau, termasuk Natuna.

Natuna terletak di bagian paling utara Indonesia. Pada masa kerajaan Majapahit dan kerjaan Sriwijaya, gugusan kepulauan Natuna merupakan kawasan persinggahan bagi para pelaut dan pedagang Nusantara. Baik sewaktu akan berangkat, maupun ketika kembali dari negeri Siam, Champa, Kamboha dan negeri Cina. Para pedagang dan pelaut itu singgah di Natuna untuk mengambil perbekalan air bersih atau perbekalan lainnya, dan juga sembari menanti cuaca membaik.